Minggu, 21 November 2010

Etika Bisnis dan Profesi Akuntansi














apa sih pentingnya suatu etika ? mengapa sih harus diatur atur ? yang kerja kan kita ...
Etika ternyata penting dalam pekerjaan akuntan, gak cuma pekerjaan seperti pengacara atau guru BP yang sudah pasti mengindahkan etika dalam melakukan pekerjaanya karena mereka pekerjaanya memang dominan berinteraksi dengan orang lain.
untuk seorang Akuntan?



read more



Sesuai dengan posisi profesionalnya, para akuntan bekerja dilingkungan atau dalam konteks organisasi, khususnya bisnis. Agar dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan profesionalismenya, seorang akuntan perlu memiliki "kesiapan etis", sejalan dengan tututan profesi, organisasi tempat mereka bekerja, dan utamanya masyarakat yang memberikan kepercayaan kepadanya. Artinya, ketika mereka menjalankan tugas, apapun bidang spesialisasinya, seorang akuntan perlu memiliki kepekaan yang tinggi untuk menyadari, agar mampu mendeteksi, adanya isu-isu etis yang dihadapi oleh klien atau organisasi tempatnya bekerja atau isu-isu etis yang secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya, dan selanjutnya mampu menentukan sikap dan memutuskan/memilih tindakan yang paling tepat. Kesiapan etis ini tidak terjadi begitu saja, melainkan perlu terus dibina, antara lain, melalui pemberlakuan kaidah-kaidah atau norma-norma etika dari organisasi tempat akuntan bekerja atau organisasi profesi, dan pemahaman yang memadai mengenai isu-isu etis yang terkait denagn tindakan atau keputusan organisasi pada umumnya.
Dengan perkataan lain, akuntan profesional bekerja atau menjalankan profesinya dalam suatu kerangka yang diciptakan untuk bisnis dan organisasi sejenis lainnya dengan berbagai tuntutan etis sejalan dengan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, agar dapat menjalankan profesinya secara efektif, setiap akuntan harus memahami lingkungan etika yang membatasi ruang gerak dalam menekuni dan menggeluti profesinya. Ringkasnya, selain kompetensi teknis yang tidak dapat ditawar-tawar, para akuntan profesional dituntut untuk dapat memenuhi kualifikasi etis. Kualifikasi etis ini tidak hanya berkaitan dengan kepatuhan terhadap standar etika yang khusus dipersyaratkan oleh profesi dan organisasi tempat mereka bekerja (melalui standar etika yang dituangkan dalam kode etik profesi atau kode etik organisasi), tetapi juga kemampuan dalam menanggapi atau menangani masalah-masalah etis yang terkait dengan praktik-praktik bisnis yang menjadi sasaran pengkajian dan penilaian mereka.



0 komentar:

Posting Komentar